Jumat, 25 April 2014

kritik terhadap learning organizatiom

Kritik Terhadap Teori Organisasi Pembelajar

Kritik terhadap teori organisasi pembelajar dilakukan oleh Doz dan Prahalad (1991), Drucker (1995).
Drucker (1995) memandang bahwa pengetahuan yang dipersiapkan oleh organisasi pembelajar hanya berfungsi jika diterapkan pada tindakan, memperoleh peringkat serta posisinya pada situasi, bukan dari isi pengetahuannya. Dengan kata lain apa yang disebut pengetahuan dalam situasi tertentu, misalnya pengetahuan tentang penduduk Korea bagi eksekutif Amerika yang ditempatkan di Seoul, hanyalah informasi dan bukanlah informasi yang relevan pada saat eksekutif yang sama beberapa tahun kemudian harus memikirkan strategi pemasaran perusahaannya di Korea. Oleh karena itu menurut Drucker pengetahuan hanya merupakan alat, pengetahuan dalam teori organisasi bergantung pada suatu tugas agar peranan serta posisinya dapat berfungsi.
Drucker (1995), juga melihat tidak ada pengetahuan yang lebih tinggi atau rendah yang harus dijadikan ujung tombak organisasi. Drucker memisalkan ketika seorang pasien mengeluh tentang kuku jari kakinya yang tumbuh dobel, yang berperan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seorang podiatrist (ahli penyakit kaki), bukan dokter ahli bedah otak yang menghabiskan waktu jauh lebih lama untuk pelatihan dan mendapat bayaran yang jauh lebih besar. Juga apabila sesorang eksekutif ditempatkan di sebuah negara asing pengetahuan yang ia perlukan adalah ketrampilan bahasa asing yang memadai, yaitu bahasa yang dikuasai setiap penduduk asli negara tersebut sejak berumur dua tahun dan tanpa mengeluarkan investasi.
Dalam mengukur kontribusi teori organisasi pembelajar terhadap organisasi yang berskopa luas dan kompleks yaitu perusahan multinasional. Kritik terhadap teori ini dilakukan oleh Doz dan Prahalad (1991), Goshal (1983), Levitt dan March (1988), Indikator kontribusi teori organisasi pembelajar diukur dalam beberapa elemen manajemen antara lain determinansi teori terhadap struktur, diferensiasi internal, optimalisasi pengambilan keputusan, pengelolaan informasi, akselerasi, penciptaan hubungan antar perusahaan, kontinuitas dan pembelajaran.
Menjadi sebuah permasalahan bagi teori ini ketika rutinitas organisasi lalu menjadi penuntun (guide) perilaku, karena dalam dirinya mengandung muatan (fraught) persoalan. Pembelajaran dalam jangka panjang akan menuntun orang ke jalan yang bisa salah arah karena terjadi jebakan kompetensi (competence traps). Pembelajaran yang bersifat induktif berasal dari pengalaman individu-individu, jauh tingkat keakuratannya jika diaplikasikan pada situasi organisasi yang berbeda-beda. Ketidak akuratan terjadi karena hubungan nyata sebab-akibat (causalitas) berisi kemungkunan-kemungkinan yang jauh lebih kompleks serta adanya kesalingtergantungan antara pengamat dan partisipan dalam ortganisasi. Pengamatan menjadi sesuatu yang mengawang-awang, idiosincratic dan personal, dalam jangka panjang proses pembelajaran hanya merupakan sebuah pemborosan. Hasil pembelajaran menjadi usang jika tidak secara terus menerus digunakan. Proses pendalaman pengetahuan pada organisasi seringkali menjebak.
Ghoshal (1983), melihat teori organisasi pembelajar dengan tawarannya yang menggiurkan terhadap manajemen perusahaan multinasional secara umum belum tuntas dan mendarat pada situasi yang tepat. Pada aspek pasar dan lingkungan yang beragam, jaringan diferensiasi yang diciptakan lewat proses pembelajaran terhadap situasi pasar dan lingkungan yang kompleks adalah vital untuk dilakukan namun dalam proses ini sangat terbatas pada lingkungan yang spesifik. Misalnya terhadap persoalan pembelajaran tentang keselamatan kerja, eksperimentasi, dan pembelajaran yang dilakukan bisa menjadi hal mematikan karena setiap situasi berbeda. Dengan demikian literatur teori organisasi pembelajar perlu melengkapi teori mereka baik terhadap teori umum (general theory) sebagai sebuah proses dan sistem, maupun aplikasi teori terhadap perusahaan multinasional.
Tabel kriteria relevansi pada aras makro bagi sebuah teori organisasi:
Learning Organization
Learning Organization